Tunarungu dalam Dunia Olahraga: Cabang dan Kompetisi Khusus

Tunarungu dalam Dunia Olahraga

Olahraga adalah aktivitas yang dapat diikuti oleh siapa saja, termasuk individu tunarungu. Tunarungu dalam dunia olahraga telah membuktikan bahwa keterbatasan pendengaran bukanlah penghalang untuk mencapai prestasi. Berbagai cabang olahraga telah diadaptasi untuk memastikan bahwa atlet tunarungu dapat berkompetisi dengan adil dan tetap menikmati permainan. Selain itu, ada berbagai kompetisi khusus seperti Deaflympics yang memberikan kesempatan bagi atlet tunarungu untuk bersinar di tingkat internasional.

Peran Olahraga bagi Tunarungu

Berpartisipasi dalam olahraga memberikan banyak manfaat bagi individu tunarungu, antara lain:

  1. Meningkatkan Kesehatan Fisik
    • Olahraga membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan otot, dan keseimbangan.
  2. Meningkatkan Kepercayaan Diri
    • Kompetisi olahraga memberikan kesempatan bagi individu tunarungu untuk menunjukkan kemampuan mereka.
  3. Memperluas Jaringan Sosial
    • Bergabung dalam komunitas olahraga memungkinkan tunarungu untuk berinteraksi dengan sesama atlet dan membangun persahabatan.
  4. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Alternatif
    • Banyak atlet tunarungu menggunakan bahasa isyarat atau komunikasi visual lainnya untuk berinteraksi dengan tim dan pelatih.

Cabang Olahraga yang Ramah bagi Tunarungu

Banyak cabang olahraga yang dapat diikuti oleh tunarungu, baik dalam kompetisi umum maupun yang dikhususkan bagi mereka. Berikut beberapa olahraga yang populer di kalangan tunarungu:

1. Sepak Bola Tunarungu

  • Sepak bola untuk tunarungu memiliki peraturan khusus, seperti tidak menggunakan peluit tetapi mengandalkan isyarat visual dari wasit.
  • Pemain harus memiliki gangguan pendengaran minimal 55 dB di telinga terbaik mereka.

2. Bola Basket Tunarungu

  • Menggunakan komunikasi isyarat dan visual, seperti lampu indikator untuk menggantikan suara peluit.
  • Memiliki aturan yang hampir sama dengan bola basket reguler.

3. Atletik

  • Berbagai nomor atletik seperti lari, lompat jauh, dan tolak peluru sangat cocok bagi atlet tunarungu.
  • Starter pistol biasanya digantikan dengan lampu kilat atau bendera untuk memulai perlombaan.

4. Renang

  • Dalam renang tunarungu, atlet memperhatikan lampu start sebagai pengganti suara klakson.
  • Banyak perenang tunarungu yang telah berhasil meraih prestasi di tingkat internasional.

5. Tenis dan Badminton

  • Olahraga ini tidak bergantung pada pendengaran, sehingga atlet tunarungu bisa bermain dengan aturan yang sama seperti atlet lain.
  • Atlet sering mengandalkan isyarat mata dan gerakan lawan untuk mengantisipasi permainan.

6. Bela Diri

  • Olahraga seperti taekwondo, judo, dan karate sangat cocok bagi tunarungu karena lebih mengutamakan gerakan dan strategi visual.

Kompetisi Khusus untuk Atlet Tunarungu

Selain dapat berpartisipasi dalam kompetisi umum, atlet tunarungu juga memiliki ajang khusus yang memberikan mereka kesempatan untuk berkompetisi secara adil:

1. Deaflympics

  • Ajang olahraga internasional khusus bagi atlet tunarungu yang diadakan setiap empat tahun sekali.
  • Diakui oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan memiliki berbagai cabang olahraga.

2. Kejuaraan Dunia Olahraga Tunarungu

  • Ajang yang diselenggarakan untuk berbagai cabang olahraga dengan sistem kompetisi global.

3. Turnamen Nasional untuk Atlet Tunarungu

  • Banyak negara memiliki kompetisi nasional yang dirancang khusus untuk atlet tunarungu agar bisa menunjukkan bakat mereka.

Dukungan untuk Atlet Tunarungu

Agar tunarungu dalam dunia olahraga dapat berkembang lebih baik, diperlukan dukungan dari berbagai pihak:

  • Pelatih yang memahami bahasa isyarat untuk memudahkan komunikasi dengan atlet.
  • Peningkatan fasilitas olahraga yang lebih inklusif, seperti penggunaan sinyal visual dalam pertandingan.
  • Kesempatan yang lebih luas bagi atlet tunarungu untuk berkompetisi di ajang olahraga reguler.

Kesimpulan

Tunarungu dalam dunia olahraga memiliki banyak kesempatan untuk berprestasi, baik di kompetisi khusus seperti Deaflympics maupun dalam olahraga umum. Dengan dukungan yang tepat, atlet tunarungu dapat berkembang dan menunjukkan bahwa keterbatasan pendengaran bukanlah penghalang untuk meraih kemenangan. Oleh karena itu, penting bagi komunitas olahraga untuk terus mendukung inklusivitas dan memberikan akses yang lebih luas bagi para atlet tunarungu.

Baca Juga : Implan Koklea: Solusi atau Pilihan bagi Tunarungu?

Implan Koklea: Solusi atau Pilihan bagi Tunarungu?

gambar ini adalah contoh Implan Koklea

Tunarungu merupakan kondisi yang dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari seseorang, terutama dalam hal komunikasi. Berbagai teknologi telah dikembangkan untuk membantu mereka yang mengalami gangguan pendengaran, salah satunya adalah implan koklea. Implan ini sering dianggap sebagai solusi untuk memungkinkan individu tunarungu mendengar kembali, tetapi apakah benar demikian? Artikel ini akan membahas apa itu implan koklea, cara kerjanya, manfaat, risiko, serta pertimbangan sebelum memutuskan menggunakannya.

Apa Itu Implan Koklea?

Implan koklea adalah perangkat elektronik medis yang ditanamkan ke dalam telinga untuk menggantikan fungsi koklea yang rusak. Berbeda dengan alat bantu dengar yang hanya memperkuat suara, implan koklea mengubah suara menjadi sinyal listrik yang langsung diteruskan ke saraf pendengaran di otak.

Bagaimana Cara Kerja Implan Koklea?

  1. Mikrofon pada perangkat menangkap suara dari lingkungan.
  2. Prosesor suara mengubah suara menjadi sinyal digital.
  3. Transmitter mengirimkan sinyal ke implan yang telah ditanam di bawah kulit.
  4. Elektroda di dalam koklea mengirimkan sinyal ke saraf pendengaran.
  5. Otak menerjemahkan sinyal ini sebagai suara.

Proses ini memungkinkan individu yang sebelumnya tidak bisa mendengar untuk mengenali suara, meskipun tidak sejelas pendengaran alami.

Manfaat Implan Koklea

Bagi individu tunarungu, implan koklea menawarkan berbagai manfaat, antara lain:

1. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi

Dengan bantuan implan koklea, banyak individu yang mengalami gangguan pendengaran dapat mendengar suara di sekitar mereka dan lebih mudah berkomunikasi, terutama dalam lingkungan sosial dan profesional.

2. Memudahkan dalam Belajar Bahasa

Anak-anak dengan gangguan pendengaran yang menerima implan koklea lebih dini cenderung memiliki perkembangan bahasa yang lebih baik dibandingkan mereka yang hanya mengandalkan bahasa isyarat.

3. Lebih Baik dalam Mengenali Suara Sekitar

Pengguna implan koklea dapat lebih sadar terhadap suara lingkungan, seperti suara kendaraan, alarm, atau orang yang memanggil mereka dari kejauhan.

4. Meningkatkan Kualitas Hidup

Kemampuan untuk mendengar kembali dapat meningkatkan rasa percaya diri, kemandirian, dan keterlibatan sosial individu yang mengalami tunarungu.

Risiko dan Tantangan Implan Koklea

Meskipun memiliki banyak manfaat, ada beberapa risiko dan tantangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakan implan koklea:

1. Prosedur Operasi

Implan koklea memerlukan prosedur bedah yang melibatkan pemasangan perangkat di dalam kepala. Meskipun relatif aman, operasi ini memiliki risiko infeksi, perdarahan, atau efek samping lain seperti pusing atau tinnitus (denging di telinga).

2. Tidak Selalu Memberikan Hasil yang Sama

Efektivitas implan koklea dapat bervariasi tergantung pada faktor seperti usia saat menerima implan, durasi gangguan pendengaran, dan kemampuan individu dalam beradaptasi dengan suara yang dihasilkan.

3. Memerlukan Pelatihan dan Adaptasi

Setelah pemasangan, pengguna implan koklea tidak serta-merta bisa mendengar seperti orang dengan pendengaran normal. Mereka perlu menjalani terapi pendengaran untuk belajar mengenali suara dan memahami percakapan dengan lebih baik.

4. Biaya yang Tinggi

Harga implan koklea dan prosedur pemasangannya bisa sangat mahal, dan tidak selalu ditanggung oleh asuransi kesehatan. Selain itu, ada biaya tambahan untuk pemeliharaan dan pelatihan pasca-operasi.

Siapa yang Cocok untuk Implan Koklea?

Implan koklea bukan untuk semua orang. Biasanya, implan ini direkomendasikan bagi:

  • Anak-anak atau orang dewasa dengan gangguan pendengaran sensorineural berat hingga sangat berat.
  • Individu yang tidak mendapatkan manfaat yang cukup dari alat bantu dengar konvensional.
  • Mereka yang memiliki koklea yang masih bisa merespons rangsangan listrik.
  • Orang yang siap menjalani rehabilitasi dan pelatihan setelah operasi.

Alternatif Lain Selain Implan Koklea

Jika implan koklea bukan pilihan yang tepat, ada beberapa alternatif lain yang bisa dipertimbangkan:

  • Alat Bantu Dengar – Cocok bagi mereka yang masih memiliki sisa pendengaran yang cukup.
  • Bahasa Isyarat dan Komunikasi Visual – Pilihan bagi mereka yang memilih untuk tidak menggunakan perangkat elektronik.
  • Terapi Pendengaran – Membantu individu tunarungu dalam berkomunikasi dengan cara lain, seperti membaca gerakan bibir atau menggunakan teknologi bantu lainnya.

Kesimpulan

Implan koklea adalah salah satu solusi medis yang dapat membantu individu tunarungu mendapatkan kembali kemampuan mendengar. Namun, keputusan untuk menggunakannya harus dipertimbangkan dengan matang karena melibatkan operasi, biaya yang tinggi, serta proses adaptasi yang panjang.

Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis THT dan audiolog sebelum memutuskan apakah implan koklea adalah solusi terbaik bagi mereka. Dengan informasi yang tepat, setiap orang dapat memilih jalan terbaik sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup mereka.

Baca Juga : Teknologi Terbaru untuk Mendukung Tunarungu dalam Berkomunikasi

Teknologi Terbaru untuk Mendukung Tunarungu dalam Berkomunikasi

gambar ini adalah contoh teknologi tunarungu

Kemajuan teknologi telah memberikan dampak besar dalam membantu tunarungu berkomunikasi lebih mudah dan efektif. Dengan berbagai inovasi, kini banyak alat dan aplikasi yang dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Artikel ini akan membahas beberapa teknologi terbaru yang mendukung tunarungu, mulai dari alat bantu dengar hingga aplikasi canggih.

Alat Bantu Dengar

Alat bantu dengar adalah salah satu perangkat yang paling umum digunakan untuk membantu tunarungu. Teknologi ini terus berkembang untuk memberikan kualitas suara yang lebih baik.

Fitur Utama Alat Bantu Dengar Modern:

  1. Pengurangan Kebisingan:
    • Mampu menyaring suara latar sehingga pengguna dapat fokus pada suara yang ingin didengar.
  2. Konektivitas Bluetooth:
    • Memungkinkan alat bantu dengar terhubung dengan perangkat lain seperti ponsel atau televisi.
  3. Pengaturan Otomatis:
    • Dapat menyesuaikan volume secara otomatis sesuai lingkungan sekitar.

Implan Koklea

Untuk individu dengan gangguan pendengaran yang lebih parah, implan koklea menjadi solusi yang efektif. Perangkat ini bekerja dengan mengirimkan sinyal langsung ke saraf pendengaran.

Keunggulan Implan Koklea:

  1. Mengembalikan Kemampuan Mendengar:
    • Membantu pengguna mengenali suara, meskipun tidak sejelas pendengaran alami.
  2. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi:
    • Membantu pengguna memahami percakapan tanpa membaca gerakan bibir.

Aplikasi Bahasa Isyarat

Aplikasi berbasis teknologi kini mempermudah komunikasi dengan tunarungu melalui bahasa isyarat. Beberapa aplikasi bahkan dapat menerjemahkan bahasa isyarat ke teks atau suara.

Contoh Aplikasi:

  1. SignAll:
    • Menggunakan kamera untuk mendeteksi gerakan bahasa isyarat dan menerjemahkannya ke dalam teks.
  2. Hand Talk:
    • Menyediakan avatar virtual yang menerjemahkan teks atau suara ke dalam bahasa isyarat.

Aplikasi Transkripsi Otomatis

Bagi tunarungu yang ingin memahami percakapan verbal, aplikasi transkripsi otomatis adalah solusi yang sangat berguna. Aplikasi ini dapat mengubah suara menjadi teks secara real-time.

Contoh Aplikasi:

  1. Live Transcribe:
    • Aplikasi dari Google yang dapat menerjemahkan percakapan menjadi teks secara langsung.
  2. Otter.ai:
    • Cocok untuk mencatat percakapan panjang, seperti rapat atau kuliah.

Smartwatch untuk Tunarungu

Smartwatch kini tidak hanya membantu melacak aktivitas, tetapi juga dirancang dengan fitur yang mendukung tunarungu.

Fitur Unggulan:

  1. Pemberitahuan Getar:
    • Menginformasikan panggilan masuk atau pesan dengan getaran.
  2. Pendeteksi Suara:
    • Memberikan peringatan jika ada suara tertentu, seperti alarm atau tangisan bayi.

Teknologi AI untuk Pengenalan Wajah dan Suara

Artificial Intelligence (AI) juga memainkan peran besar dalam mendukung tunarungu. Teknologi ini membantu mereka mengenali ekspresi wajah atau memahami percakapan.

Contoh Teknologi AI:

  1. DeepMind:
    • Menggunakan AI untuk membuat transkripsi percakapan lebih akurat.
  2. Aplikasi Pengenalan Wajah:
    • Membantu tunarungu mengenali ekspresi dan emosi lawan bicara.

Tantangan dalam Penggunaan Teknologi

  1. Harga yang Mahal:
    • Banyak perangkat dan aplikasi canggih yang masih memiliki harga tinggi, sehingga sulit dijangkau oleh semua orang.
  2. Keterbatasan Akses Teknologi:
    • Tidak semua daerah memiliki akses internet atau fasilitas untuk mendukung penggunaan teknologi ini.
  3. Adaptasi Pengguna:
    • Beberapa tunarungu mungkin memerlukan waktu untuk belajar menggunakan teknologi baru.

Kesimpulan

Kemajuan teknologi telah membuka banyak peluang bagi tunarungu untuk berkomunikasi dengan lebih mudah dan nyaman. Dari alat bantu dengar hingga aplikasi transkripsi, inovasi-inovasi ini memberikan dampak positif yang signifikan. Meski ada tantangan dalam penggunaannya, teknologi ini tetap menjadi langkah besar menuju inklusivitas dan kemudahan berkomunikasi bagi komunitas tunarungu.


Baca Juga : Ketahui Hal Tentang Ketulian Dan Gangguan Pendengaran?

Ketahui Hal Tentang Ketulian Dan Gangguan Pendengaran?

Ketahui Hal Tentang Ketulian Dan Gangguan Pendengaran?

Gangguan pendengaran, tuli, atau kehilangan pendengaran mengacu pada ketidakmampuan total atau sebagian untuk mendengar suara.

Gejalanya mungkin ringan, sedang, berat, atau berat. Seorang pasien dengan gangguan pendengaran ringan mungkin memiliki masalah dalam memahami pembicaraan, terutama jika ada banyak kebisingan di sekitarnya, sementara mereka dengan tuli sedang mungkin membutuhkan alat bantu dengar.

Beberapa orang sangat tuli dan bergantung pada membaca bibir untuk berkomunikasi dengan orang lain. Orang-orang yang sangat tuli tidak dapat mendengar sama sekali dan dapat menemukan diri mereka sepenuhnya bergantung pada membaca bibir atau bahasa isyarat.

Tercatat sekitar 15 persen orang di atas usia 18 tahun melaporkan beberapa tingkat gangguan pendengaran.

Penyebab

Beberapa penyakit atau keadaan yang dapat menyebabkan tuli meliputi:

  • cacar air
  • sitomegalovirus
  • penyakit gondok
  • meningitis
  • penyakit sel sabit
  • sipilis
  • Penyakit Lyme
  • diabetes
  • pengobatan untuk tuberkulosis (TB), streptomisin, yang diyakini sebagai faktor risiko utama
  • hipotiroidisme
  • radang sendi
  • beberapa kanker
  • remaja yang terpapar asap rokok

Telinga bagian dalam adalah rumah bagi beberapa tulang paling halus dalam tubuh, dan kerusakan pada gendang telinga atau telinga tengah dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan ketulian dalam berbagai cara.

Kehilangan pendengaran vs. ketulian

Penting untuk membedakan antara berbagai tingkat gangguan pendengaran.

Gangguan pendengaran: Ini adalah berkurangnya kemampuan untuk mendengar suara dengan cara yang sama seperti orang lain.

Ketulian: Ini terjadi ketika seseorang tidak dapat memahami pembicaraan melalui pendengaran, bahkan ketika suara diperkuat.

Ketulian yang dalam: Ini mengacu pada kurangnya pendengaran. Seseorang dengan tuli berat tidak dapat mendeteksi suara sama sekali.

Tingkat keparahan gangguan pendengaran dikategorikan oleh seberapa banyak volume yang lebih keras perlu ditetapkan sebelum mereka dapat mendeteksi suara.

Beberapa orang mendefinisikan sangat tuli dan benar-benar tuli dengan cara yang sama, sementara yang lain mengatakan bahwa diagnosis tuli yang mendalam adalah akhir dari spektrum pendengaran.

Bagaimana cara kerja pendengaran?

Gelombang suara memasuki telinga, bergerak ke bawah telinga atau saluran pendengaran, dan menekan gendang telinga, yang bergetar. Getaran dari gendang telinga melewati ke tiga tulang yang dikenal sebagai ossicles di telinga tengah.

Ossicles ini memperkuat getaran, yang kemudian diambil oleh sel-sel kecil seperti rambut di koklea.

Ini bergerak ketika getaran menghantam mereka, dan data gerakan dikirim melalui saraf pendengaran ke otak. Otak memproses data, yang akan diinterpretasikan oleh orang dengan pendengaran fungsional sebagai suara.

Jenis

Berdasarkan informasi, Ada tiga jenis gangguan pendengaran:

1) Gangguan pendengaran konduktif

Ini berarti bahwa getaran tidak melewati dari telinga luar ke telinga dalam, khususnya koklea. Jenis ini dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk:

  • penumpukan kotoran telinga yang berlebihan
  • lem telinga
  • infeksi telinga dengan peradangan dan penumpukan cairan
  • gendang telinga berlubang
  • kerusakan ossicles
  • gendang telinga yang rusak

Infeksi telinga dapat meninggalkan jaringan parut, yang mungkin mengurangi fungsi gendang telinga. Ossicles dapat menjadi terganggu karena infeksi, trauma, atau bergabung bersama dalam kondisi yang dikenal sebagai ankylosis.

2) Gangguan pendengaran sensorineural

Kehilangan pendengaran disebabkan oleh disfungsi telinga bagian dalam, koklea, saraf pendengaran, atau kerusakan otak.

Gangguan pendengaran semacam ini biasanya disebabkan oleh sel-sel rambut yang rusak di koklea. Seiring bertambahnya usia manusia, sel-sel rambut kehilangan sebagian fungsinya, dan pendengaran memburuk.

Kontak jangka panjang dengan suara keras, terutama suara frekuensi tinggi, adalah alasan umum lainnya untuk kerusakan sel rambut. Sel-sel rambut yang rusak tidak bisa diganti. Saat ini, penelitian sedang mencari cara menggunakan sel punca untuk menumbuhkan sel rambut baru.

Tuli total sensorineural dapat terjadi akibat kelainan bawaan, infeksi telinga bagian dalam, atau trauma kepala.

3) Gangguan pendengaran campuran

Ini adalah kombinasi dari gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural. Infeksi telinga jangka panjang dapat merusak gendang telinga dan tulang pendengaran. Kadang-kadang, intervensi bedah dapat mengembalikan pendengaran, tetapi itu tidak selalu efektif.

Berkomunikasi dengan anak tuli

Berkomunikasi dengan anak tuliJika anda belum pernah berkomunikasi dengan anak tuli sebelumnya, Anda mungkin merasa gugup tentang cara melakukannya. Tapi jangan khawatir – ini tidak sesulit yang Anda pikirkan!

Penting untuk dipahami bahwa setiap anak tunarungu berbeda – dengan tingkat tuli yang berbeda, alat bantu dengar atau implan, preferensi teknologi dan komunikasi tetapi tip di bawah ini berguna untuk berkomunikasi dengan semua anak tunarungu.

1. Cari tahu bagaimana mereka berkomunikasi

Tidak semua anak tuli menggunakan Bahasa Isyarat Inggris (BSL). Setiap anak tunarungu akan memiliki cara komunikasi yang disukai, jadi cari tahu apakah mereka menggunakan ucapan, BSL atau campuran keduanya. Jika mereka menggunakan BSL, tanyakan kepada orang tua mereka apakah mereka akan membutuhkan penerjemah.

2. Dapatkan perhatian mereka

Untuk mendapatkan perhatian anak tuli, Anda dapat melambaikan tangan, mengetuk meja, atau mengetuk bahu mereka dengan ringan.

3. Hadapi mereka saat Anda berbicara

Cobalah turun ke level mereka sehingga mereka dapat melihat wajah Anda dengan jelas. Jangan bergerak saat Anda berbicara karena ini akan membuat anak tidak mungkin mendengar suara dan membaca bibir Anda.

4. Berbicara dengan jelas dan alami

Anak-anak tuli akan mencoba membaca bibir, sehingga mereka perlu Anda mengucapkan kata-kata seperti biasanya. Berbicara lambat atau terlalu keras membuat membaca bibir jauh lebih sulit.

5. Awasi mulut Anda

Menutupi mulut dengan tangan, makan, mengunyah permen karet atau merokok dapat membuat membaca bibir menjadi sangat sulit. Ini juga akan meredam suara apa pun yang Anda buat.

6. Gunakan isyarat visual, jika memungkinkan

Arahkan ke apa yang Anda bicarakan, dan jangan malu menggunakan gerakan untuk mendukung komunikasi Anda. Misalnya, jika Anda memberi tahu sekelompok anak-anak bahwa makan malam sudah siap, Anda dapat melakukan aksi pisau dan garpu dan menunjuk ke meja makan.

Komunikasi Dengan Orang Tuli7. Jelaskan topik pembicaraan itu

Anak itu akan lebih mudah untuk menebak kata-kata Anda jika mereka tahu apa yang Anda bicarakan. Pastikan anak tuli tahu kapan topiknya berubah.

8. Berdirilah dengan wajah menghadap ke cahaya

Berdiri di dekat jendela atau dalam pencahayaan yang buruk membuat membaca bibir menjadi sangat sulit.

9. Berbicara satu per satu

Percakapan kelompok dapat menjadi hal yang sulit untuk diikuti anak tuli. Buat lebih mudah dengan meminta semua orang untuk mengambil giliran berbicara dan membuat tanda jika mereka ingin berbicara selanjutnya.

10. Mengurangi kebisingan latar belakang

Alat bantu dengar dan implan koklea memperkuat pendengaran anak, yang berarti mereka harus berkonsentrasi sangat keras pada suara Anda untuk mendengarnya dari yang lainnya. Kebisingan latar belakang seperti lalu lintas atau radio dapat mempersulit anak untuk mendengarkan. Blokir suara yang tidak perlu dengan menutup jendela, pintu, dan mematikan mesin.

11. Jangan pernah menyerah atau berkata “Aku akan memberitahumu nanti”

Anak-anak tunarungu memberi tahu kami seseorang yang mengatakan “Aku akan memberitahumu nanti” adalah kebencian hewan peliharaan mutlak mereka. Mereka ingin terlibat seperti teman-teman mereka, jadi jika satu metode tidak berhasil, jangan takut untuk berimprovisasi. Anda dapat mencoba mengirim SMS di ponsel, mengirim email, atau menulis pena dan kertas kuno yang bagus.

Situs web kami penuh dengan informasi dan sumber daya gratis untuk orang tua dan dari anak-anak tuli. Para profesional yang bekerja dengan mereka. Jadi, silakan lihat apa yang kami dapatkan dan bagikan informasi dengan teman dan keluarga Anda.

Mengasuh Anak Tuna Rungu Sebagai Orang Tua

Mengasuh Anak Tuna Rungu Sebagai Orang Tua

Suami saya, Alex, dan aku mendengar orang tua dari anak-anak dengan gangguan pendengaran. Kami adalah orang tua sangat muda ketika kita tahu Larry tuli. Larry sekarang dewasa tuli berhasil. Berdasarkan pengalaman kami, kami percaya bahwa sangat penting bahwa orang tua mendengarkan belajar American Sign Language (ASL). Berikut adalah alasan kami.

Memiliki pengalaman yang sama sekali baru bagi kita dan anak tuli untuk belajar dan beradaptasi seperti yang kita pergi. Alex dan saya tidak buku tentang tanda-tanda belajar bahasa dan tidak ada program sign-bahasa yang tersedia untuk mendengarkan orang tua dari anak-anak tuli di Trinidad. Kami memiliki kesempatan untuk menghadiri liburan musim panas belajar Gallaudet University di Washington DC, ketika Larry berusia 3 tahun. Selama partisipasi mereka dalam program dua minggu, kami mulai mendapatkan sekilas dari tanda-tanda dan belajar untuk menandatangani. Aku ingat aku melihat seorang anak yang sedang mencari seorang ibu listening’m ketika dia sedang mencari ibunya Alex dan saya menyadari bahwa itu adalah penting bahwa kita belajar bagaimana untuk mendaftar sehingga kami dapat menghubungi Larry.

Anak Tuna Rungu

Kami sangat beruntung memiliki pengalaman belajar dari liburan musim panas kami sepenuhnya terlibat dalam pembelajaran bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan Larry. Pengalaman ini sedih tapi juga sangat informatif bagi orangtua baru dari anak-anak tuli. Ada presentasi dari orang dewasa dengan cacat pendengaran untuk orang tua baru anak-anak tuli dan dalam presentasi ini, tuli dewasa menangis, ya, menangis ketika kisah orang tua mereka dan anggota keluarga tidak pernah belajar tanda. Benar-benar menyentuh hati kami dan segel komitmen kami untuk belajar bahasa isyarat.

Ketika Larry berusia 4 tahun, kami pindah dari Trinidad ke Washington, sehingga Larry bisa pergi ke sekolah di SD Kendall Gallaudet demonstrasi. Setiap Sabtu pagi, kami memiliki rutinitas kami, Alex dan didedikasikan untuk belajar bahasa isyarat di sekolah di pagi hari, Kendall. Carisma, saudara Larry, pembibitan melibatkan anak-anak tuli dan saudara mereka di Kendall juga. Karisma belajar untuk menandatangani dengan cepat.

Mengambil bahasa tanda-tanda kelas bertanya jika kita ingin belajar bahasa Inggris, ditandatangani atau ASL. Dia tidak tahu perbedaan dan menjadi orangtua untuk mengetahui bahwa bahasa Inggris adalah “yang melekat dalam bahasa Inggris,” kata ditandatangani. Saya berharap saya telah memilih ASL; apa yang akan benar-benar mempercepat komunikasi kita dengan Larry.

Ketika Larry adalah 10, kami pindah ke Massachusetts. Larry di sekolah baru, pusat pembelajaran bagi orang tuli, program studi yang ditawarkan adalah ASL. Setiap tahun saya mengambil kelas ASL, terlepas dari waktu atau bagaimana sibuk jadwal saya di tempat kerja. Saya seorang insinyur perangkat lunak yang bepergian sekitar satu minggu setiap dua bulan untuk bekerja. Saya sangat bersyukur telah selamat dan belajar ASL. Itu benar-benar tidak perlu. Larry merasa nyaman berbagi pengalaman Anda dengan kami di rumah. Misalnya, Larry dan Carisma mewarisi rasa humor Alex adalah luar biasa dan selalu ada banyak lelucon dan humor di wilayah tersebut. Terima kasih berkomunikasi seperti keluarga normal.

Saya ingat sekali, Larry telah dipasang di pendidikan menengah. Aku bisa membeli pakaian sekolah dan baju baru dibeli untuknya. tirai kamar tidur dan bahkan kurang masih karakter kartun untuk anak-anak. Hari pertama sekolah, ketika aku pulang dari kantor, Larry pergi ke dapur untuk berbicara dengan saya. Dia mengatakan: “Saya tumbuh dan saya harus mulai memilih pakaian saya sendiri, dan kita perlu tirai baru di kamar saya ..” Aku mulai tertawa; Larry bertanya, “Apa yang lucu? “Aku katakan dan bagaimana saya melakukannya. Larry setelah makan malam dan saya pergi ke mal di 30 menit dari baju baru dan tirai yang dipilih baru dan selimut, dll Pengalaman ini mungkin tampak sepele, tapi fakta bahwa saya tahu ASL memungkinkan Larry dan saya merasa senang, ibu dan anak yang dari waktu normal,

Saya sangat senang bahwa saya sedang belajar ASL sampai Larry meninggalkan rumah untuk kuliah. Tanda-tanda bahwa Anda perlu untuk pra-remaja adalah tanda-tanda yang sangat berbeda yang remaja. Mengetahui ASL benar-benar dibayar ketika Larry masih remaja, karena bahasa Inggris lebih cepat ASL kita bisa bicara merek yang lebih halus.

Jadi silakan belajar ASL untuk berkomunikasi dengan anak-anak tuli mereka. Saya tahu pekerjaan dan usaha ekstra. Tapi ada sesuatu untuk dilakukan, sehingga Anda dapat berkomunikasi secara efektif dengan anak Anda. Apakah Anda mendengar atau anak-anak tuli, karena orang tua perlu berkomunikasi dengan mereka sejak mereka lahir. Anda ingin dapat menikmati saat-saat kehidupan sehari-hari, seperti memilih pakaian atau momen besar, karena itu guru atau olahraga favorit atau memperoleh lisensi mengemudi. Berkomunikasi dengan anak-anak Anda ketika mereka mulai awal akan menghindari banyak tantangan ketika mereka masih remaja.

Artikel terkait : Tuna Rungu Dapat Menjadi Fotografer

Wujudkan Cita-cita Tuna Rungu Kembali Mendengar

Wujudkan Cita-cita Tuna Rungu Kembali Mendengar

Namanya ialah Kurnia Rahma Haq, atau kerap disebut Rahma. Gadis menawan berusia 16 tahun. Sayangnya, Rahma menderita gangguan pendengaran yang membuatnya susah untuk berkomunikasi. Rahma mau mendengar seperti sahabat-sahabat lainnya. Walaupun ia ialah si kecil tuli, sedangkan terang dalam berdiskusi, kekurangannya masih mempermalukan ia dengan sahabat-sahabatnya.

Semenjak sekolah, Rahma amat rajin menabung. Sampai suatu hari, ayahnya, yang ialah penjual mie ayam, bertanya untuk apa tabungan Rahma akan diterapkan. Semoga Rahma menjawab, “Untuk membeli alat tolong dengar, Rahma mau mendengar.” Doa gadis yang bercita-cita untuk menghapal Al Qur’an hasilnya dijawab dalam Ramadhon 1438 H. Dompet Dhuafa, Jawa Tengah, memberikan bantuan Alat Tolong Dengar (ABD) untuk Rahma.

Padahal cuma menggunakan satu unit ABD di kuping kiri, tiga bulan semenjak itu, Rahma menikmati perubahan. Pemenang Olimpiade Sains di tingkat Kabupaten Banyumas, merasa lebih gampang untuk memahami pembelajaran yang dipersembahkan oleh gurunya.

“Kini kau cuma perlu memanggil ‘Rahma’ sekali, karenanya saya mendengar dan menjawab,” kata Rahma, riang.

Kisah lain datang dari Fadhillah Reza Dinnul Islam, atau yang awam disebut Reza. Bocah itu merasa lelah dan hampir putus impian sebab diintimidasi oleh sahabat-sahabatnya. Ia diganggu sebab ia tak dapat mendengar saat seseorang memanggil namanya. Ia seharusnya tersentuh untuk mengenal bahwa seseorang memanggilnya. Akibatnya, pemenang taekwondo kembali antusias sesudah mendapatkan bantuan ABD dari Dompet Dhuafa, Jawa Tengah. Kini, Reza tak lagi keok dengan sahabat-sahabatnya.

Tiga bulan sesudah menerapkan ABD, dia lebih percaya diri untuk berlatih Taekwondo dan bermain sepak bola dengan sahabatnya. Usahanya dalam berlatih Taekwondo juga membuahkan hasil. Ia sukses menjadi pemenang pertama di kejuaraan Taekwondo tingkat distrik.

Kisah-kisah ini menjadi bukti alangkah sedikitnya bantuan amat bermanfaat untuk merubah hidup seseorang. Kisah itu juga membuka pintu bagi fakta bahwa masih ada banyak orang tuli di luar sana yang memerlukan bantuan kita. Masih banyak orang tuli yang mau hidup mereka berubah menjadi lebih bagus. Masih banyak orang tuli yang menggantungkan kemauan mereka pada tangan yang murah hati yang akan membawa mereka ke nada hidup yang cantik.

Dompet Dhuafa, Jawa Tengah, sekarang terus berupaya merentangkan kebaikan, meraba sahabat-sahabat tuli. Berprofesi sama dengan Honda Vario Club di Jawa Tengah, rencananya pada 25 Maret 2017, Dompet Dhuafa, Jawa Tengah akan mengadakan aksi peduli bagi tuna rungu di Jawa Tengah. Mari dukung Dompet Dhuafa di Jawa Tengah untuk terus meningkatkan kebaikan.

Tuna Rungu Dapat Menjadi Fotografer

Tuna Rungu Dapat Menjadi Fotografer

Berbekal kecintaan pada fotografi, Yuddit Yogi Irwansyah, seorang tuna rungu dari Surabaya, mendirikan KFTIndo (Komunitas Fotografi tuna rungu Indonesia). Yuddit mulai belajar fotografi ketika dia berusia 21 tahun. Meskipun ada kendala dia terus belajar fotografi.

Semuanya berawal ketika Yuddit mendapat kamera DSLR dari orang tuanya. Melalui pesan melalui Whatsapp, Yuddit mengatakan kepada saya bahwa dia mulai sering mengambil foto di luar rumah dengan kamera hadiah. Dia perlahan jatuh cinta pada dunia fotografi. Dia mengaku belajar banyak dari komunitas fotografi bernama SIF (Suroboyo in Frame).

“Meskipun saya mengalami hambatan komunikasi, saya tidak mudah menyerah. Saya menggunakan komunikasi visual, yang merupakan ponsel dan menulis di atas kertas,” katanya.

Referensi Yuddit dalam fotografi adalah fotografer Kompas Arbain Rambey, dan Darwis Triadi, pendiri Sekolah Fotografi Darwis Triadi. Yuddit menyukai karya-karya yang menarik perhatian manusia dari Arbain Rambey. Menurutnya, fotografi yang memotret manusia memiliki emosi sendiri untuk kehidupan mereka. Sementara itu, Darwis Triadi menjadi rujukannya dalam foto pernikahan.

KFTIndo adalah komunitas yang diprakarsai oleh Yuddit sebagai tempat berkumpulnya para fotografer tuna rungu. Alasan Yuddit mendirikan komunitas ini adalah karena banyak teman tuli menjadi pengangguran. Karena itu, ia ingin membantu mereka belajar fotografi, dan dapat bekerja sebagai fotografer. Sejak didirikan pada tahun 2015, komunitas ini mengajarkan dan membahas berbagai jenis teknik fotografi, mulai dari jenis lensa hingga teknik pengeditan foto. Selain itu, KFTIndo juga aktif berbagi informasi kompetisi di halaman Facebook.

“Saya tahu bahwa anak-anak tuna rungu ingin menjadi fotografer. Tetapi mereka masih kekurangan pengalaman. Karena tidak banyak dari mereka masuk sekolah kejuruan dan kuliah umum. Banyak tuna rungu yang menganggur sejak beberapa tahun yang lalu. Jika mereka ingin sukses, fotografi dapat membantu mereka,” Kata Yuddit.

Sayangnya, komunitas ini tidak lagi aktif. Tapi Yuddit masih tetap di jalur fotografi, bahkan merambah ke desain grafis dan animasi 3D. Pria yang termasuk dalam 10 besar kompetisi foto dan pameran Piala Presidensial 2013 ini juga mengejar bisnis bernama YogiArt, sebuah layanan fotografi dan pencetakan digital. Meskipun komunitas tidak lagi aktif, Yuddit tetap dalam posisinya: tuna rungu juga bisa menjadi fotografer.

“Anak-anak tuna rungu yang suka fotografi, jangan pernah bosan belajar. Fotografi memang butuh proses panjang, jangan menyerah,” katanya.

Yuddit tidak sendirian dalam mempercayai hal itu. Farah Mubbina, 19, juga percaya bahwa orang tuli dapat menjadi fotografer profesional. Termasuk dirinya sendiri. Gadis tuli yang lulus dari SMK 6 Jakarta, jurusan animasi, belajar fotografi autodidak melalui buku dan internet sejak ia berusia 6 tahun.

Dengan akun Instagram @farahmubbina, ia memamerkan banyak karyanya. Foto-foto menunjukkan sentuhan warna yang tampak hangat. Ini adalah hasil pengeditan yang disebut Orange & Teal, perpaduan warna antara oranye dan teal (kombinasi warna pirus, mirip dengan cyan) yang menghasilkan efek kontras.

Sekarang keinginannya adalah untuk membentuk komunitas fotografer yang tuna rungu. Dengan komunitas itu, Farah ingin berbagi tentang fotografi dan membangun jaringan fotografer tuna rungu. Dengan itu, fotografer tuna rungu dapat berbagi pengetahuan mereka dengan mereka yang ingin belajar memotret.

Di dunia, fotografer tuli bukanlah orang asing. Ear Institute & Action on Hearing Loss Libraries website, University College London, telah mengunggah foto tiga fotografer tuli makan. Foto itu bertanggal 1921. Salah satu fotografer di foto itu adalah Selwyn Oxley. Dia dikenal sebagai fotografer tuli yang secara rutin bepergian ke seluruh negeri untuk memperkenalkan misinya. Dia ingin menunjukkan bahwa orang yang tuli pun bisa menjadi seorang fotografer. Dia bahkan mengambil beberapa pekerjaan untuk mengambil gambar di luar negeri, termasuk misinya ke Afrika Selatan pada tahun 1921.

Di era kiwari, salah satu fotografer tuli yang cukup populer adalah Clare Cassidy. Di situsnya, Cassidy mengunggah banyak foto karyanya. Dari foto kelahiran bayi, pernikahan, anak-anak, manula, hingga foto petualangan. Sebagai seorang profesional, Cassidy juga tidak mau memberi harga murah hanya karena ia tuli. Padahal, menurutnya, ia memiliki kelebihan dibanding fotografer “normal” lainnya.

“Saya yang tuli sebenarnya memiliki keuntungan, yaitu, saya memiliki mata yang lebih tajam ketika memotret. Saya tidak terganggu oleh kebisingan, dan saya lebih fokus pada gerakan,” tulisnya.

Anton Ismael, pendiri studio Third Eye Space percaya bahwa fotografi tidak eksklusif lagi. Teknologi memudahkan orang belajar fotografi. Bagi penggagas kelas fotografi gratis yang disebut Kelas Pagi, fotografi tidak lagi dipandang sebagai seni melainkan komunikasi.

“Di perangkat, kita bisa melakukan banyak hal, salah satunya adalah fotografi. Sekarang, siapa yang tidak punya pengalaman memotret? Bahkan anak kecil pun bisa. Fotografi kini telah menjadi alat komunikasi. Misalnya saya makan dan ingin sesumbar jika saya makan Soto Ambengan. Jadi foto dan unggah di media sosial, jadi acara narsis makanan saya, “kata Anton saat ditemui di Third Eye Space, Cipete Utara, Jakarta Selatan.

Karena fotografi tidak lagi eksklusif, orang difabel dapat menjadi fotografer profesional. Menurut Anton, selain indra, manusia juga punya alasan. Jika seorang penyandang cacat tidak memiliki indera yang sempurna, mereka masih memiliki pikiran dan pikiran yang merupakan pengganti indra.

Di Kelas Pagi, ada beberapa kali ada siswa penyandang cacat (difabel). Tidak hanya belajar fotografi, mereka juga berbagi pengetahuan komunikasi. Salah satu siswa Anton adalah tuna rungu dan tuli. Saat itu, dia datang bersama ayahnya. Anton menyuruh bocah itu untuk mempresentasikan hasil fotonya.

“Dalam presentasi berikutnya, saya mengatakan kepadanya untuk mengajar bahasa isyarat kepada siswa lain. Bahasa sederhana, seperti kata-kata ayah, ibu, selamat pagi, dan sebagainya. Jadi belajar di Kelas Pagi ini bukan hanya belajar fotografi teknis. Tapi kami juga belajar menghargai orang lain dan hal-hal kecil, “kata Anton.

Tuli Dapat Menjadi Fotografer

Berbekal kecintaan pada fotografi, Yuddit Yogi Irwansyah, seorang tuna rungu dari Surabaya, mendirikan KFTIndo (Komunitas Fotografi tuna rungu Indonesia). Yuddit mulai belajar fotografi ketika dia berusia dua puluh satu tahun. tua. Meskipun terhalang, ia terus belajar fotografi.

Semuanya berawal ketika Yuddit mendapat kamera DSLR dari orang tuanya. Melalui pesan melalui Whatsapp, Yuddit mengatakan kepada saya bahwa dia mulai sering mengambil gambar di luar rumah dengan kamera kejutan. Dia perlahan jatuh cinta dengan dunia fotografi. Dia mengaku belajar banyak dari komunitas fotografi yang dikenal sebagai SIF (Suroboyo in Frame).

“Meskipun saya mengalami hambatan komunikasi, saya tidak mudah menyerah. Saya menggunakan komunikasi visual, yang merupakan ponsel dan menulis di atas kertas,” katanya.

Referensi Yuddit dalam fotografi adalah fotografer Kompas Arbain Rambey, dan Darwis Triadi, penggagas Sekolah Fotografi Darwis Triadi. Yuddit menyukai karya-karya yang menarik perhatian manusia dari Arbain Rambey. Sesuai dengannya, fotografi digital yang memotret manusia memiliki pemikiran batin mereka sendiri untuk kehidupan mereka. Sementara itu, Darwis Triadi menjadi penuntunnya dalam foto pernikahan.

KFTIndo adalah komunitas yang diprakarsai oleh Yuddit sebagai tempat berkumpulnya para fotografer tuna rungu. Alasan Yuddit mendirikan komunitas ini adalah karena banyak teman tuli menjadi pengangguran. Karena itu, ia ingin membantu kelompok-kelompok ini mempelajari gambar, dan dapat bekerja sebagai fotografer profesional. Sejak didirikan pada tahun 2015, komunitas ini mengajarkan dan membahas berbagai jenis teknik fotografi, mulai dari jenis lensa hingga teknik pengeditan gambar. Selain itu, KFTIndo juga pasti membagikan informasi kompetisi di halaman Facebook.

“Saya tahu bahwa anak-anak tuna rungu ingin menjadi fotografer. Tetapi mereka masih kurang pengalaman. Karena tidak banyak dari mereka masuk universitas kejuruan dan perkuliahan publik. Banyak yang tuli penganggur sejak beberapa tahun yang lalu. Ketika mereka ingin sukses, fotografi dapat membantu mereka , “Kata Yuddit.

Sayangnya, komunitas ini tidak lagi aktif. Tapi Yuddit masih tetap di jalur gambar, bahkan merambah ke studio dan animasi 3D. Pria yang termasuk dalam 10 besar kompetisi dan pameran foto Piala Presidensial 2013 ini juga mengejar bisnis bernama YogiArt, layanan fotografi dan pencetakan digital. Meskipun komunitas tidak lagi aktif, Yuddit tetap dalam posisi: tuli bahkan bisa menjadi fotografer.

“Anak-anak tuli yang menyukai gambar, jangan pernah tertarik dengan pembelajaran. Fotografi memang membutuhkan latihan yang panjang, jangan menyerah,” katanya.

Yuddit tidak hanya percaya itu. Farah Mubbina, 19, juga percaya bahwa orang tuli dapat menjadi fotografer profesional. Termasuk dirinya sendiri. Gadis tuli yang lulus dari SMK 6 Jakarta, jurusan animasi, belajar fotografi digital autodidak melalui buku dan internet sejak ia berusia 6 tahun.

Dengan akun Instagram @farahmubbina, ia menunjukkan banyak karyanya. Foto-foto menunjukkan sentuhan warna yang tampak hangat. Spesifik ini adalah hasil peningkatan yang disebut Orange & Teal, perpaduan warna antara oranye dan teal (campuran warna pirus, mirip dengan cyan) yang menciptakan hasil kontras.

Sekarang keinginannya adalah membentuk komunitas penggemar fotografi tuna rungu. Dengan komunitas itu, Farah ingin berbagi tentang fotografi dan membuat sistem fotografer profesional tuna rungu. Dengan itu, para penggemar fotografi tuna rungu dapat berbagi pengetahuan mereka dengan mereka yang ingin belajar memotret.

Di bumi, fotografer tuli bukanlah orang asing. Ear Company & Action on Mendengarkan Kehilangan situs web Perpustakaan, College London, telah mengunggah foto-foto dari tiga fotografer yang sulit mendengar.